[Part 7] Love at War


love at war 1

Cast :

  • Lee Donghae
  • Song HyoHoon
  • Song Qian -> F(X) Victoria
  • Lee Jinki
  • DBSK Changmin
  • Choi Minho
  • Lee Taemin
  • SJ Member
  • SNSD Member

“Taemin-ssi! Taemin-ssi!” Hyohoon berteriak-teriak sepanjang koridor sambil berlari mencari Taemin. Ia kelihatan panik pada saat itu. “mwo, Hyohoon-ah?” tanya Taemin saat mereka bertemu diantara koridor itu.

“Jinki ahjussi menghilang, Taemin-ah!” jawab Hyohoon panik. “MWO!!!”

~

“ada rumah?” Donghae sedang berjalan menelusuri kedalam hutan ketika ia tiba-tiba saja melihat sebuah rumah pohon. Donghae yang penasaran pun langsung memanjat pohon itu dan melihat rumah itu dari dekat.

Tok Tok Tok

Tak ada suara apapun yang terdengar dari dalam rumah itu. ‘mungkin tak ada orang dirumah’ pikir Donghae sambil berbalik bermaksud untuk meninggalkan tempat itu sebelum ia tertangkap.

Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka. “Donghae-ya” sapa seseorang dari balik pintu itu. Suara namja. Donghae pun berbalik menatap namja itu dengan tatapan terkejut. Ia tak percaya dapat bertemu namja itu di tempat ini. Di dalam hutan.

“Jinki ahjussi!!!”

 

*

 

“apa yang kau lakukan disini, ahjussi? Bukankah kau seharusnya pergi dari hutan ini dan berlindung bersama Hyohoon dan yang lainnya? Hutan adalah tempat yang berbahaya, ahjussi” ucap Donghae. “aku sedang menunggu waktu, Donghae-ya. Waktu untuk bebas dari peperangan ini” jawab Jinki.

 

“jangan berkata seperti itu. Bila Taemin mendengar kau berkata seperti itu, ia akan sangat marah, Jinki ahjussi” ujar Donghae mengingatkan. “apa yang kau pikirkan hingga kau berkata seperti itu, Donghae-ya?” ucap Jinki sambil tertawa. “kau salah tanggap sepertinya” tambah Jinki sementara Donghae bingung dengan maksud ucapan Jinki.

 

~

 

Jinki mempersilahkan Donghae masuk ke dalam rumah dan memberinya segelas air. Donghae duduk disebuah kursi kayu begitu juga Jinki setelah memberi Donghae segelas air. “aku kasihan melihatmu seperti ini, Donghae-ya” ucap Jinki dengan nada lemas.

 

“kau tak perlu terlalu mencemaskan keadaanku, Jinki ahjusi. Aku baik-baik saja kok” ucap Donghae sambil tersenyum manis. “bagaimana aku bisa tak khawatir akan keadaanmu saat ini? Kau dikejar oleh 2 negara sekaligus, tak memiliki tempat berlindung” Jinki menghela napasnya pelan. “tapi setidaknya aku tak lebih khawatir dari anak itu” tambah Jinki.

 

“anak itu? maksud ahjussi?” tanya Donghae. “Hyohoon-ah, dia mencemaskanmu setiap hari, mendoakanmu agar kau baik-baik saja” jawab Jinki. “ia merindukanmu, Donghae-ya” tambah Jinki.

 

Deg!

 

Donghae tiba-tiba saja merasakan sebuah pukulan yang besar ke hatinya. ‘Hyohoon merindukanmu, Donghae-ya’ Kata-kata itu membuat hati Donghae sakit seketika. “kau merindukannya juga kan, Donghae-ya?” tanya Jinki pada Donghae yang terdiam. Perlahan Donghae mengangguk dengan pasti. Jinki terlihat tersenyum dengan jawaban Donghae.

 

“aku tau kalau kalian saling merindukan satu sama lain, Donghae-ya. Tapi kau harus bersabar bila ingin bertemu dengannya. Keadaan saat ini sangatlah berbahaya untuk kau. Kau juga tidak mungkin menemuinya di tempat pengungsian yang berada di markas kami. Kau harus mencari waktu yang tepat untuk menemuinya.” Jinki berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah jendela untuk melihat pemandangan hutan yang belum terjangkau peperangan.

 

“rumah ini untuk mu, Donghae-ya. Aku harus kembali sekarang” ucap Jinki sambil berjalan menuju pintu keluar untuk pergi dari rumah itu. “Ahjussi, apakah kau…” “Kau tak perlu menemani ku, aku tau jalan pulang menuju markas, Donghae-ya” ucap Jinki sambil tersenyum kearah Donghae.

 

“Jaga dirimu baik-baik, Donghae-ya”

 

*

 

“Ahjussi!” “Jinki ahjussi!”

 

Hyohoon, Taemin dan beberapa pengungsi lainnya mencari Jinki di sekitar tempat pengungsian dan juga bagian hutan terdekat. Sudah 3 jam lebih Jinki menghilang tanpa jejak, dan membuat Taemin semakin cemas.

 

“Apa mereka berhasil menangkap nya?” bisik seorang wanita pada teman disebelahnya. “mungkin saja, ini sudah terlalu lama untuk mencari seseorang” bisik wanita lainnya.

 

“DIAM KALIAN!?” teriak Taemin keras pada kedua wanita itu dengan kesalnya. “BERANI-BERANINYA KALIAN MENGATAKAN SEPERTI ITU!?” Taemin berjalan kearah mereka, namun sempat di hadang Minho karena Minho tau kalau Taemin akan menampar mereka. “Kau tak perlu bertindak terlalu jauh, Taemin-ah.”

 

“Tapi hyung! Mereka…” “Kenapa kalian ribut sekali?”

 

Jinki tiba-tiba saja muncul dari balik tembok dan membuat semua orang yang berada disana terkejut. Taemin yang melihat Jinki dalam keadaan baik-baik saja, langsung berlari kearah Jinki dan memeluknya.

 

“ahjussi…” Taemin perlahan menangis di pelukan Jinki yang kembali memeluknya. “Aku baik-baik saja, Taemin-ah” ucap Jinki sambil menghapus air mata Taemin. “Kau adalah seorang tentara yang suka menangis” ledek Jinki. Taemin hanya bisa menekuk bibirnya sebal mendengar perkataan Jinki. “Tentu saja tidak!” ucap Taemin kesal sambil melepaskan pelukannya pada Jinki.

 

*

 

Hyohoon sedang sibuk meyiapkan makan malam di dalam kamarnya, ia sedang menyiapkan bibimbap untuk makan malamnya. Pada saat ia sedang menyiapkan makanannya, tiba-tiba terdengar suara pintu terketuk. Hyohoon pun segera mencuci tangannya dan langsung berlari kearah pintu untuk membuka pintu tersebut.

 

“Nugu?” teriak Hyohoon sebelum ia membuka pintu kamarnya. “ahjussi” jawab dari balik pintu. Hyohoon langsung membukakan pintu dan mempersilahkan Jinki ahjussi yang sudah berdiri di depan pintu selama beberapa menit masuk. Ia pun pergi ke dapur untuk mengambil minum untuk Jinki sementara Jinki duduk di sebuah sofa di ruang tamu kamar tersebut.

 

“Apa ahjussi sudah makan? Aku sedang memasak makan malam. Kalau mau makanlah disini denganku ahjussi” ucap Hyohoon sambil memberikan segelas air kepada Jinki. “Bila tak merepotkan kau, Hyohoon-ah. Tapi sepertinya Taemin akan membawakan makanan dari markas nanti, mungkin kita bisa makan bersama disini.”

 

“Tentu saja, ahjussi!” ucap Hyohoon senang. “Akan kusiapkan piring…”

 

“Ahjussi!” teriak Taemin tiba-tiba dari arah lorong, meskipun ia masih jauh namun suara nya sudah terdengar sampai ujung lorong satunya. Jinki keluar dari kamar Hyohoon segera setelah mendengar suara Taemin. Taemin yang melihat Jinki keluar dari kamar Hyohoon langsung berlari menghampiri Jinki. “ahjussi! Ini aku bawakan beberapa makanan!” ucap Taemin senang sambil menunjukkan plastik yang berisi dengan makanan yang ia bawa dari markas.

 

Tuk

 

Jinki mengetok kepala Taemin dengan sebuah kipas yang daritadi ia bawa. “Aw…” rintih Taemin sambil mengusap kepalanya. “Sopan sedikit, Taemin-ah. Jangan berteriak di tempat umum” ucap Jinki kemudian lalu memegang tangan Taemin dan mengajaknya masuk ke tempat Hyohoon.

 

 

“Anyeong Taemin oppa” sapa Hyohoon saat melihat Taemin masuk ke kamarnya. Hyohoon sedang menyiapkan piring serta peralatan makan di ruang makan. Taemin pun menghampiri Hyohoon dan memberikan plastik berisi makanan kepada Hyohoon. “Hyohoon-ah ayo makan bersama” ucap Taemin sambil tersenyum. Hyohoon pun mengambil plastik tersebut dari Taemin. “Aku siapkan sebentar” Hyohoon pergi menuju dapur untuk memindahkan makanan ke piring. “Kau ajak Jinki ahjussi ke ruang makan saja oppa” ucapnya sambil berlalu ke dapur, sementara Taemin pun pergi untuk mengajak Jinki ke ruang makan.

 

~

 

“Selamat makan!” ucap mereka bertiga secara berbarengan. Makanan yang dibawa Taemin ada 4 macam; ayam rebus, sup rumput laut, sayur brokoli dan kimchi. Suasan saat makan begitu hening.

 

“Hyohoon-ah.” “Ne?” Hyohoon yang masih mengunyah makanan didalam mulutnya menoleh ke arah Taemin yang menunduk. Taemin meletakkan mangkuk dan sumpitnya diatas meja.  “Bisakah kau menjaga Jinki ahjussi untukku?” pertanyaan Taemin membuat Jinki yang akan memasukkan makanan terhenti seketika. “Apa maksudmu, Taemin oppa? Tentu saja aku akan menjaga ahjussi” ucap Hyohoon. “Dan tentu saja kau, Taemin oppa. Memangnya ada…” “Aku akan pergi lusa. Namaku masuk kedalam list prajurit yang akan pergi berperang untuk mengambil wilayah sektor A.”

 

“Oleh karena itu..” “Kau akan kembali, Taemin-ah” ucap Jinki sambil kembali memakan makanannya. “Kau tidak boleh berpikir terlalu jauh” tambahnya sambil mengunyah ayam rebus dalam mulutnya. “Ahjussi” Taemin berbalik menghadap Jinki. “Aku akan menunggumu. Kau jangan memikirkan hal aneh, Taemin-ah” Jinki tidak menoleh sedikit kearah Taemin, ia fokus melihat mangkuk yang berisi nasi yang isinya sudah tidak terlalu banyak.

 

“Makanlah yang banyak Taemin-ah, kau harus menjadi seorang namja yang kuat” Jinki memasukkan sayuran kedalam mangkuk Taemin. Iapun menggunakan kesempatan ini untuk menoleh menatap wajah Taemin. Ternyata diam-diam Taemin menitikkan air matanya. “Aigoo…Taemin-ah… Hyohoon-ah bisa tolong kau ambilkan tissue?” Hyohoon meletakkan mangkuk dan sumpitnya dan berlalu pergi untuk mencari tissue.

 

Saat Hyohyoon kembali ke ruang makan dengan tissue ditangannya, ia melihat Taemin dalam pelukan Jinki sedang menangis. Terlihat bahwa Taemin begitu menyayangi Jinki karena sejak kecil Taemin dibesarkan oleh Jinki. “Ahjussi…” “Sudahlah Taemin-ah, jangan menangis lagi. Tidakkah kau malu dilihat Hyohoon” ucap Jinki sambil menunjuk kearah Hyohoon yang berdiri di dekat pintu masuk ke ruang makan. Hyohoon tersenyum kecil ke arah mereka lalu berjalan mendekat.

 

Hyohoon meletakkan tissue diatas meja dan langsung saja diambil oleh Taemin. “Mianhae ahjussi…aku masih saja seperti anak kecil” ucap Taemin sambil menunduk malu. “Ayo makan, oppa, ahjusi, kalian harus segera kembali ke kamar untuk beristirahat” ucap Hyohoon mengingatkan. “Ayo Taemin-ah habiskan segera makanan mu, kasihan Hyohoon harus diganggu seperti ini” ucap Jinki yang melanjutkan makannya. “Aku sama sekali tidak terganggu kok, ahjussi” ucap Hyohoon sambil tersenyum.

 

Taemin dan Hyohoon pun akhirnya melanjutkan makan mereka hingga semua makanan habis.

 

 

~

Setelah mengantarkan Jinki kembali kekamarnya, Taemin kembali kekamar Hyohoon untuk membantu mencuci piring. “Gomawo oppa atas makanannya” ucap Hyohoon sambil menyabuni peralatan makan yang baru saja ia sirami dengan air. “Cheoma Hyohoon-ah” balas Taemin sambil tersenyum kecil.

 

“Sepertinya aku harus banyak belajar darimu, Hyohoon-ah. Kau seorang yeoja yang begitu kuat” pintah Taemin tiba-tiba disela-sela ia mengelap piring yang baru saja dicuci oleh Hyohoon. “Maksudmu?” tanya Hyohoon. “Sejak remaja kau sudah hidup sendiri, menunggu kepulangan orang tuamu yang pergi entah kemana. Menjadi perawat termuda yang melihat peperangan dari dekat, menolong para prajurit yang terluka, bahkan…” Taemin terdiam tiba-tiba. “Bahkan apa, oppa?” Hyohoon menoleh ke arah Taemin dan menghentikan tangannya dari apa yang sedang ia kerjakan.

 

“Bahkan bertahan dalam cinta yang begitu sulit.”

 

PRANG!

 

Tepat setelah Taemin mengatakan kalimat terakhirnya, piring yang Hyohoon pegang tidak sengaja terlepas dari tangan Hyohoon dan jatuh berserakan ke tanah. Taemin yang cepat tanggap segera turun untuk mengambil serpihan piring yang berserakan. Hyohoon yang telat menyadarinya mengambil sapu dan pengki, dengan segera menyapu area itu.

 

“Mianhae Hyohoon-ah. Tak seharusnya aku mengatakan hal itu” ucap Taemin sambil membuang serpihan piring ditangannya ke dalam tong sampah. “Tapi aku harap kau tidak perlu terlalu khawatir akan Donghae-ssi. Karena ia lebih hebat dari yang kita bayangkan” tambah Taemin. Ia pun mengambil alih posisi Hyohoon dan mulai mencuci beberapa mangkok. “Kau pergi beristirahatlah duluan, biar aku saja yang mencuci.”

 

Hyohoon hanya mengatakan ‘o’ lalu berlalu pergi menuju kamar tidurnya. Ia berjalan menuju jendela dan melihat langit malam yang disinari oleh bulan purnama dan beberapa bintang.

 

“Oppa…niga gwenchanayo..?”

 

-TBC-

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.